Sabtu, 04 Desember 2021

SMK DAN REFOCUSING JURUSAN

 

Pendapat umum tentang SMA dan SMK yaitu “SMA sifatnya umum, SMK jauh lebih spesifik”. Perbedaan yang paling mencolok  antara SMA dengan SMK adalah porsi teori dan praktik. Di jenjang SMA, teori cenderung lebih banyak dari praktik, sedangkan di SMK, praktik jauh lebih banyak daripada teori. SMA menitik beratkan pada persiapan untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Sedangkan SMK  menitikberatkan pada persiapan siswa untuk menghadapi dunia kerja. Jurusan di SMA yaitu Bahasa, IPA, dan IPS sedangkan di SMK jurusannya banyak sekali “tidak bisa di jelaskan masing-masing jurusan pada tulisan ini”

Untuk SMA dulunya ada istilah SMA favorit, mungkin ada sampai sekarang istilah itu”

Untuk SMK dulunya ada istilah SMK favorit, mungkin ada juga sampai sekarang istilah itu”

Semua sekolah akan berusaha untuk menjadi lebih baik, dari peningkatan mutu guru dalam proses pembelajaran, peningkatan sarana dan prasarana untuk menunjang proses pembelajaran, salah satu yang tidak kalah pentingnya yaitu bagaimana mendapatkan siswa yang banyak karena  imbas dari jumlah siswa akan berpengaruh terhadap dana bantuan yang diterima oleh sekolah tersebut , yaitu disaat sekolah memilik siswa yang banyak berarti bantuan dari pemerintah akan berbanding lurus dengan jumlah siswa tersebut. Begitu juga sebaliknya disaat sekolah memiliki siswa yang sedikit berarti sekolah tersebut akan mendapatkan bantuan yang sedikit pula.

REFOCUSING JURUSAN

Secara umum tujuan dari refocusing jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan adalah memfocuskan kembali jurusan-jurusan di sekolah tersebut. Maksudnya yaitu ada label bagi sekolah-sekolah kejuruan seperti SMK Teknologi, SMK Kelautan, SMK Pertanian, SMK Peternakan, SMK pariwisata dll.. terlihat bagus juga tidak lagi ada SMK memiliki banyak program studi  sehingga sekolah tersebut lebih fokus..” mudahan pemahaman penulis sesuai”.

Sehingga dengan adanya label bagi SMK

·         akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang minat jurusan

·         akan memudahkan pemerintah mengatur SMK tersebut ( bantuan, pelatihan dan sebagainya…)

Namun, di balik itu semua akan ada permasalahan pada awal penerapan refocusing jurusan ini.. (semoga sudah ada solusi dari pemerintah.. Aamiin..)

A.    Pemerintah

·         pemindahan aset oleh pemerintah ke sekolah baru dari sekolah lama

·         mutasi guru oleh pemerintah dari sekolah lama ke sekolah baru

B.     Sekolah

·         Akan ada sekolah yang sulit mendapatkan siswa

C.     Guru

·         adaptasi guru di sekolah baru

·         kemungkinan terjadi kekurangan jam bagi guru

D.    Siswa

·         kemungkinan ada siswa yang terpaksa memilih jurusan

·         kemungkinan ada siswa yang tidak tinggal dengan walinya

E.     Masyarakat sekitar

·         Kemungkinan ada pro dan  kontra dengan kebijakan refocusing

Setelah adanya program/kebijakan dari bidang SMK tentang refocusing jurusan di SMK, apakah istilah tentang SMK favorit itu masih ada, ataukah SMK favorit akan berpindah lokasi.?!! Mungkin saja..!

Karena telah diterapkannya refocusing jurusan di setiap SMK di daerah kami, yang perlu dilakukan pemerintah yaitu mendata aset/media alat praktek yang harus dipindahkan dan mendata guru yang dimutasi secara bertahap..

Kebetulan didaerah penulis sudah diterapkan refocusing jurusan.. untuk sekolah penulis kebetulan di SMKN 1 Taliwang.. meskipun target penerimaan siswa belum sesuai , secara umum untuk sekolah kami tidak ada permasalahan dengan refocusing jurusan ini. Untuk guru normative adaptif kelihatannya tidak jadi masalah dengan refocusing ini. yang terlihat mendapatkan imbas dari refocusing ini adalah guru produktif jurusan

Untuk guru produktif yang jurusannya di pindahkan.. memang pada awalnya biasa-biasa saja dalam artian tidak terjadi permasalahan terutama dalam pengaturan jumlah jam mengajar, tetapi bisa terbaca untuk kedepannya akan terjadi permasalahan karena jumlah kelas yang berkurang karena tidak menerima siswa lagi, otomatis jumlah jam mengajar juga akan berkurang yang berimbas kepada kemungkinan tidak terbayarnya tunjangan sertifikasi guru tersebut dan mutasi kesekolah yang ada jurusannya adalah solusi yang paling baik. Untuk jurusan yang tidak dipindahkan.. memang pada awalnya biasa-biasa saja dalam artian tidak terjadi permasalahan terutama dalam pengaturan jumlah jam mengajar, tetapi bisa terbaca untuk kedepannya akan terjadi permasalahan karena jumlah guru yang akan bertambah sehingga akan ada persaingan dalam mendapatkan jumlah jam mengajar dan tidak menutup kemungkinan akan ada guru yang memiliki jumlah jam mengajar yang kurang yang berimbas kepada kemungkinan tidak terbayarnya tunjangan sertifikasi guru tersebut. Memang resiko yang harus diterima bagi setiap ASN harus siap ditempatkan di sekolah mana saja.

Untuk siswa, memang pada awalnya ada siswa yang mau tidak mau harus memilih jurusan yang tidak diminatinya, artinya karena jurusan yang diminatinya sudah tidak menerima siswa baru, jarak dari rumah siswa tersebut ke sekolah yang diminatinya dirasakan cukup jauh, sehingga siswatersebut memilih jurusan yang ada di sekolah kami.

Untuk masyarakat sekitar, memang pada awal penerapan refocusing,  ada oknum masyarakat yang menyayangkan kenapa ada refocusing jurusan yang berdampak kepada tidak di masukkannya anaknya ke sekolah karena jurusan yang diminatinya tidak ada, sehingga memilih sekolah umum  

Semoga cepat beradaptasi bagi guru yang biasanya hanya beberapa menit sampai sekolah berubah menjadi bermenit-menit sampai ke sekolah... sekolah yang biasa menerima jumlah siswa yang banyak menjadi sekolah yang menerima jumlah siswa biasa-biasa saja.. guru yang biasa bekerja sama dengan beberapa orang dalam satu tim menjadi guru yang bekerjasama dengan banyak orang dalam satu tim

Tujuan REFOCUSING menurut pembuat kebijakan/pemerintah memang sangat baik..

Menurut penulis..

·         refocusing jurusan akan bisa diterapkan Kalau SMKnya memiliki jarak yang cukup dekat dengan SMK yang lain..

·         refocusing belum bisa diterapkan Kalau jarak antar SMK yang satu dengan yang lain jaraknya cukup jauh

·         Refocusing jurusan harus melihat lokasi dan pendukung di sekitarnya ( dekat laut/pelabuhan cocok untuk jurusan kelautan)

·         Harus ada solusi dari pembuat kebijakan jika terjadi permasalahan dalam penerapannya. (permasalahan sekolah, guru dll).

 

SEKIAN DAN TERIMA KASIH..

Rabu, 24 November 2021

Tindakan Guru Dalam Memotivasi siswa untuk meningkatkan semangat belajar

Tindakan Yang Dilakukan Oleh Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Semenjak Diterapkannya Pelajaran Tatap Muka Tahun 2021
Disusun oleh : Abdul Hifzan, ST  NIM : 20.02.071.193
SMK Negeri 1 Taliwang 

 

    Menurut Hamzah (2011: 23) “hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.”Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Menurut Fathurohman dan Sutikno (2009: 13)“seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.” Sedangkan Menurut Iskandar (2011: 23)“motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman.”Dapat disimpulkan, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. pendapat (Sardiman,2011) yang menyatakan bahwa disekolah suatu proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada siswa, juga adanya interaksi antara guru dan siswa dalam rangka untuk mencapai tujuan. Dalam interaksi ini terjadi proses saling mempengaruhi sehingga perubahan pada diri siswa dalam bentuk tercapainya hasil belajar. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil belajar siswa harus memiliki motivasi belajar baik motivasi belajar yang berasal dari diri sendiri maupun dari luar diri siswa itu sendiri. Dengan demikian dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, maka motivasi belajar siswa harus senatiasa ditingkatkan dan ditumbuhkan dalam setiap kegiatan proses pembelajaran.
Pengaruh mewabahnya suatu penyakit yang disebabkan oleh sebuah virus yang bernama corona atau dikenal dengan istilah covid-19 (Corona Virus diseases-19). Virus yang disinyalir mulai mewabah 31 Desember 2019 di kota Wuhan Propinsi Hubei Tiongkok, hampir ke seluruh penjuru dunia menyebar dengan sangat cepat, sehingga WHO tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global.
    Secara global sudah jutaan manusia yang terpapar oleh virus ini di seluruh dunia, bahkan korban meninggal akibat virus ini juga sudah mencapai jutaan orang. Penularan yang sangat
cepat dan sulitnya mendeteksi orang yang terpapar karena masa inkubinasi covid-19 kurang lebih dua minggu menjadi penyebab banyaknya korban berjatuhan, Penularan yang tidak terdeteksi lewat kontak antar manusia yang sulit diprediksi, kegiatan sosial yang tidak bisa dihindari dan kegiatan-kegiatan lainnya yang memaksa orang harus berinteraksi dengan orang lain merupakan penyebab terbesar menyebarnya covid-19 ini. Meskipun ada program pencegahan seperti 3M, 5M dan lain-lainya, namun penyebaran virus ini sepertinya sulit dihindari. Rumah sakit dan paramedis yang menangani merasa kewalahan sehingga banyak pasien yang tidak tertangani dengan baik. Rumitnya penanganan wabah ini membuat para pemimpin dunia menerapkan kebijakan yang super ketat untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19. Social distancing menjadi pilihan berat bagi setiap negara dalam menerapkan kebijakan untuk pencegahan penyebaran covid-19, karena kebijakan ini berdampak negatif terhadap segala aspek kehidupan. Pembatasan interaksi sosial masyarakat dapat menghambat laju pertumbuhan dan kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan, namun tidak ada pilihan lain, karena cara ini adalah yang paling efektif.
    Kebijakan social distancing berakibat fatal terhadap roda kehidupan manusia, masalah ekonomi yang paling terasa dampaknya, karena hal ini menyentuh berbagai lapisan masyarakat, tersendatnya laju ekonomi mengakibatkan tertutupnya kebutuhan primer manusia untuk memenuhinya, karena negara akan sangat terbebani kalau harus menanggung segala kebutuhan pokok setiap penduduknya. Tak terkecuali bidang pendidikan ikut juga terdampak kebijakan ini. Keputusan pemerintah yang mendadak dengan meliburkan atau memindahkan proses pembelajaran dari sekolah/madrasah menjadi belajar di rumah, belajar daring, guru kunjung dan lain-lainya membuat kelimpungan banyak pihak. Orang tua atau keluarga yang belum siap karena memiliki kesibukan sendiri sehingga belajar di rumah atau belajar daring tidak maksimal dilakukan oleh peserta didik.
    Meskipun kesiapan sekolah dalam melakspeserta didikan pembelajaran daring sudah dikatakan baik, namun ada factor luar yang sepertinya tidak mendukung kelancaran proses pembelajaran daring atau belajar di rumah seperti: peserta didik belum siap dari kemampuan sarana (ada HP, Pulsa atau kuota internet) dan pengetahuan mengenai teknologi, peserta didik yang belum siap dari karakternya (disiplin, bertanggung jawab, jujur dll), terkadang sinyal yang tidak menentu di beberapa daerah. Sehingga apa yang diinginkan oleh sekolah, guru dan orang tua/wali sisswa tidak sesuai dengan harapan.
    Teknologi ibarat dua mata pisau yang masing-masing memiliki peran yang sama besarnya, yaitu sisi positif dan negatif yang memberikan pengaruh terhadap perubahan peradaban manusia. Seluruh aspek kehidupan saat ini tidak bisa lepas dari teknologi, oleh karena itu literasi teknologi sangat penting bagi masyarakat, agar penggunaan teknologi betul-betul bermanfaat tanpa merugikan dan juga berdampak negatif terhadap tatanan kehidupan
    Kegiatan PBM yang dilaksanakan peserta didik secara daring memaksa orang tua untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar peserta didik-peserta didiknya, banyak pengalaman yang mereka rasakan ketika harus mendampingi. Ada peserta didik yang mandiri tanpa banyak perintah atau intruksi, ada peserta didik yang sulit diatur, ada peserta didik yang cepat bosan dalam belajar tetapi kalau main game bisa sampai pagi, orang tua yang kalem saja tidak mau tau dengan peserta didiknya karena memiliki kesibukan tersendiri, orang tua yang selalu marah karena ada tindakan tidak baik yang dilakukan oleh peserta didiknya dan banyak lagi pengalaman orang dalam membimbing peserta didiknya belajar dirumah. Sehingga banyak diantara mereka tidak tahan dan menginginkan peserta didik mereka belajar kembali di sekolah.
    Kejadian ini memberikan kesadaran kepada orang tua bahwa mendidik peserta didik itu ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat besar. Sehingga dengan kejadian ini orang tua harus menyadari dan mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik-peserta didik mereka dalam belajar, diharapkan setelah mendapatkan pengalaman ini para orang tua mau belajar bagaimana cara mendidik peserta didik-peserta didik mereka di rumah.
    Rumah merupakan tempat pertama dan utama dalam mendidik peserta didik, oleh karena itu dengan dilaksanakannya pembelajaran daring ini waktu peserta didik-peserta didik akan lebih banyak di rumah dan mereka perlu bimbingan dari para orang tuanya. Fungsi rumah menjadi bertambah yaitu sebagai sekolah, orang tua harus belajar bagaimana mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik, sebab fungsi guru atau sekolah hanya sebagai fasilitator.
    Pembelajaran daring harus menjadi penyadaran bagi guru bahwa peran mereka saat ini sebagai guru yang salah satunya hanya mentransfer pengetahuan suatu saat akan tergantikan oleh teknologi yang lebih canggih yaitu media yang bisa berperan sebagai tempat belajar. Ilmu pengetahuan yang sangat banyak bisa dipelajari dengan menggunakan media internet. Dengan menggunakan media internet manusia bisa mengetahui sesuatu yang diinginkannya dengan cepat tanpa terbatas ruang dan waktu. Akan tetapi Teknologi secanggih apapun tetap memiliki kelemahan, karena teknologi merupakan buatan manusia, karena pada teknologi tidak memiliki unsur rasa, bahasa dan karakter. Peran ini harus diambil oleh guru untuk mengimbangi peran teknologi yang hanya bisa mentransfer pengetahuan tanpa ada filter, sebab teknologi tidak mengetahui nilai baik dan buruk. Sampai kapanpun selagi manusia ada maka guru tidak akan tergantikan perannya oleh teknologi.
    Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan harus bersiap-siap mengantisifasi perubahan peradaban manusia ini. Perubahan tingkah laku manusia yang cenderung tidak bisa lepas dari teknologi dalam segala aktifitasnya harus juga diikuti oleh sekolah.
Dampak pandemi covid-19 memberikan pengalaman berharga, betapa peran sekolah yang selama ini sebagai sentral pendidikan seolah tidak berarti. Program-program pendidikan yang dilakspeserta didikan di sekolah yang dulu dianggap sangat penting karena berpengaruh terhadap kualitas pendidikan kini seolah tak berarti. Pemerintah membatalkan Ujian Nasional (UN), Ujian sekolah berstandar Nasional (USBN), melarang kegiatan-kegiatan yang mengumpulkan orang banyak dan program penting lainnya yang sudah bisa dilakukan di sekolah. Akibat dari kebijakan di atas sedikit tidak berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik karena ada anggapan bahwa pasti naik kelas dan pasti lulus. Membentuk kesadaran peserta didik untuk melakukan sesuatu dengan bertanggung jawab, jujur, ikhlas dan berkemauan sendiri di dalam dunia pendidikan memang membutuhkan usaha yang keras dari berbagai pihak. Pengontrolan didalam sekolah oleh guru, pengontrolan di rumah oleh keluarga, pengontrolan dilingkungan oleh masyarakat, pengontrolan di tempat umum oleh pemerintah dan sebagainya.
    Dari penilaian observasi semenjak diterapkannya belajar jarak jauh akibat covid 19, Proses belajar yang tidak perlu datang ke sekolah, cukup diam di rumah, mainkan komputer, laptop atau gadget untuk melakspeserta didikan kegiatan pembelajaran, kebiasaan hanya belajar beberapa jam saja di sekolah, diperbolehkannya tidak masuk sekolah untuk peserta didik yang tidak di izinkan oleh walinya, kemungkinan kurang kontrolnya wali terhadap kegiatan peserta didik diluar sekolah, menunjukan bahwa ada penurunan motivasi belajar peserta didik setelah diterapkannya Tatap Muka Dalam Proses Pembelajaran, motivasi peserta didik terlihat menurun apabila dilihat dari beberapa indicator seperti tingkat kehadiran, permasalahan yang dilakukan oleh peserta didik di sekolah seperti telat masuk, susah mengerjakan tugas dan terlihat cepat bosan ketika menjalankan proses pembelajaran. permasalahan tersebut membuat proses pembelajaran tidak maksimal sehingga tujuan dari proses pembelajaran tersebut tidak tercapai
    Motivasi belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, yaitu dibutuhkan motivasi yang besar dari peserta didik dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Memang banyak factor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik diantaranya factor dalam masing-masing individu peserta didik seperti jujur, bertanggung jawab, disiplin dan lain-lain dan factor luar seperti lingkungan tempat tinggal, lingkungan belajar, keluarga, ekonomi, jarak tempuh belajar dan lain-lain.
    Sebagai seorang guru yang tidak hanya berkewajiban mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tapi juga harus bisa menjadi motivator belajar untuk peserta didik. Terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini, peserta didik tentunya membutuhkan penyemangat belajar baik dari orang tuanya di rumah ataupun dari gurunnya. Dengan berubahnya kegiatan belajar yang tadinya dilakspeserta didikan dengan tatap muka lalu berubah menjadi daring, menjadi tantangan tersendiri bagi para orang tua dan guru.
    Adanya pandemi ini menuntut para guru untuk bisa memanfaatkan teknologi secara baik. Akibat dari kemungkinan ketidakcakapan guru dalam menggunakan teknologi untuk belajar dari rumah (BDR) mengakibatkan penurunan keaktifan peserta didik yang dikhawatirkan bisa menjadi salah satu indikator motivasi belajar peserta didik menurun. Oleh karena itu, kemampuan guru harus bisa mengembangkan cara meningkatkan motivasi belajar pada peserta didik.
Adapun tindakan yang dilakukan oleh guru untuk tujuan meningkatkan motivasi peserta didik yaitu:
1. Meningkatkan kualitas kemampuan mengajar
    Guru menjadi peran utama dalam proses kegiatan belajar mengajar. Antusiasme seorang guru dalam mengajar merupakan faktor yang penting untuk menumbuhkan motivasi dalam diri peserta didik. Bila guru terlihat bosan dan kurang antusias maka para peserta didik akan menunjukkan hal serupa. Seorang guru berupaya untuk selalu tampil baik, percaya diri dan antusias di depan kelas Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus secara sadar diri terus melakukan peningkatan kualitasnya. Seperti kualitas mengajar pada mata pelajaran yang diampu, jangan sampai guru terkesan tidak bisa apa-apa oleh peserta didik karena hanya memberikan catatan-catatan saja atau hanya menjelaskan saja tanpa ada timbal balik dari peserta didik. Kemampuan guru dalam mentransfer ilmu bisa dilihat dari kualitas guru tersebut dalam mengajar, apakah tujuan mengajarnya tercapai atau tidak, karena masih ada guru yang kurang disiplin dalam menjalankan tugasnya, cara mengajar yang monoton, persiapan mengajarnya yang kurang dan sebagainya.
2. Meningkatkan kemampuan membaca psikologis peserta didik
    Kemampuan seorang guru dalam membaca psikologis peserta didik sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, guru juga dituntut berkualitas dalam aspek psikologis peserta didik. Dalam hal ini bakat, minat dan kemampuan peserta didik paling tidak harus di gali oleh guru sehingga guru tidak terlihat memaksakan sesuatu yang lebih terhadap peserta didik. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan peserta didik, seorang guru bisa melakukan tindakan-tindakan atau strategi yang harus dilakukan atau dikerjakan oleh peserta didik, sehingga peserta didik tersebut termotivasi karena sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Hal ini sangat penting, demi terwujudnya motivasi belajar peserta didik yang tinggi.
3. Meningkatkan kemampuan kompetensi dimata pelajaran yang diampu
    Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membuat seorang guru mau tidak mau harus terus memperbaharui pengetahuannya supaya apa yang disampaikan pada saat proses pembelajaran relevan dengan apa yang akan dihadapi oleh peserta didik. Kemampuan kompetensi seorang guru dalam mata pelajaran yang diampu sangat perlu ditingkatkan, kemampuan kompetensi guru harus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada sehingga dengan sendirinya peserta didik akan bisa mengikuti perkembangan teknologi itu juga. Tentunya untuk meningkatkan kemampuan di bidang
kompetensi dimata pelajaran yang diampu harus mengikuti pelatihan dan mencari informasi terbaru melalui media internet dan lainnya
4. Menggunakan metode yang tepat dan baik di dalam mengajar
    Ada banyak metode dalam proses pembelajaran tergantung materi, situasi, keadaan siswa dan keadaan sekolah dan lain-lain. Tinggal seorang guru menggunakan metode yang mana mau digunakan. Melakukan hal yang sama secara terus menerus bisa menimbulkan kebosanan dan menurunkan semangat belajar. Peserta didik yang bosan cenderung akan mengganggu proses belajar. Variasi akan membuat peserta didik tetap konsentrasi dan termotivasi. Sesekali mencoba sesuatu yang berbeda dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi di dalam kelas. Pemilihan metode belajar yang dilakukan oleh guru bisa menjadi tolak ukur apakah peserta didik merasa antusias atau jenuh dengan metode yang Guru terapkan. Guru bisa menerapkan metode menyelesaikan projek, membuat produk, menyelesaikan sebuah masalah atau diskusi tentang masalah yang sesuai dengan kompetensi peserta didik, membuat pembagian peran, debat, transfer pengetahuan secara singkat, diskusi, simulasi, studi kasus, presentasi dengan audio-visual dan kerja kelompok kecil yang bertujuan memudahkan peserta didik dalam memahami materi. Keinginan peserta didik dalam melakukan kegiatan, berkreasi, menulis, berpetualang, mendesain, menciptakan sesuatu dan menyelesaikan suatu masalah harus di fasilitasi, Sehingga peserta didik akan aktif dan tidak pasif di ruang pembelajaran. Kurangnya kegiatan peserta didik atau fasif dapat menurunkan minat dan mengurangi rasa keingintahuannya sehingga motivasi akan turun. menggunakan metode belajar yang aktif dengan memberikan peserta didik tugas berupa simulasi penyelesaian suatu masalah bisa menumbuhkan motivasi dalam belajar. Dengan menginformasikan tujuan Proses belajar yang realistis sesuai dengan minat peserta didik dengan cara yang pas seperti memberikan tugas yang menantang namun realistis yaitu peserta didik mampu dalam menyelesaikan tugas sebaik mungkin, dengan cara tidak memberikan tugas yang berat namun tidak terlalu mudah agar jangan banyak peserta didik yang gagal dan berakibat turunnya semangat untuk belajar. Menciptakan kelas yang aman, tidak mendikte dan cenderung mendukung peserta didik untuk berusaha dan belajar sesuai minatnya akan menumbuhkan motivasi untuk belajar. Apabila peserta didik
belajar di suatu kelas yang menghargai dan menghormati mereka dan tidak hanya memandang kemampuan akademis mereka maka mereka cenderung terdorong untuk terus mengikuti proses belajar.
5. Menggunakan fasilitas dengan baik
    Fasilitas sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran sehingga Guru harus bisa memaksimalkan fasilitas belajar yang tersedia, seperti ruang kelas, bengkel, laboratorium dan lainnya yang ada di sekolah, karena bisa saja peserta didik kurang termotivasi karena kurangnya fasilitas yang disediakan di sekolah seperti kurangnya air bersih, kamar mandi yang kotor, kelas yang bocor, bengkel atau laboratorium yang media dan peralatannya tidak lengkap. Ketidak mampuan guru dalam memaksimalkan fasilitas yang ada disekolah, kurang leluasanya siswa bereksplorasi di ruang bengkel akibat aturan-aturan yang sangat ketat, bisa saja membuat peserta didik tidak termotivasi untuk belajar
6. Menggunakan Media Pembelajaran dengan baik
    Peran media pembelajaran didalam proses pembelajaran sangatlah penting untuk mencapai tujuan pembelajaran, karena Media pembelajaran adalah salah satu alat yang membantu memudahkan guru didalam menyampaiakan materi pembelajarannya, sehingga seorang guru harus pandai-pandai menggunakan atau membuat media pembelajaran. Media pembelajaran yang kreatif dan menarik biasanya akan meningkatkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Ada pun media belajar yang bisa menjadi alternatif untuk menunjang kegiatan belajar peserta didik bisa berupa video belajar beranimasi, media alat dan praktek. Media belajar yang menarik dan kreatif sehingga menjadi daya tarik peserta didik untuk belajar. Dengan media yang demikian itu, fokus peserta didik dalam belajar bisa ditingkatkan.
7. Pendekatan guru ke peserta didik
    Seseorang akan merasa bebas jika tidak ada orang yang perhatian dengannya, sehingga tidak menutup kemungkinan seseorang tersebut akan melakukan apapun sesuai dengan kemauannya apakah itu salah atau benar. Seorang peserta didik terkadang
membutuhkan perhatian didalam kesehariannya, sehingga dengan adanya perhatian dari seorang guru terhadap peserta didik tersebut, seolah-olah peserta didik akan merasa bahwa apa yang dilakukan oleh peserta didik tersebut ikut diperhatikan juga, sehingga dengan sendirinya peserta didik akan berusaha menunjukkan sesuatu yang baik dan maksimal dalam melakukan apa yang diperintahkan oleh gurunya. Dengan menyebut nama peserta didik atau menanyakan mata pelajaran apa yang dipelajari hari ini, menanyakan siapa gurunya hari ini, kenapa diluar kelas, kenapa tidak panggil gurunya dan lain-lainnya merupakan salah satu pendekatan atau kepedulian seorang guru terhadap peserta didik yang bisa menumbuhkan motivasi peserta didik untuk belajar. Disamping itu, seorang guru perlu membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya, Arahkan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan dalam proses belajar mengajar, dan memantau perkembangan dari peserta didik tersebut. Seorang guru harus menghindari komentar negatif terhadap kelakuan buruk dan performa rendah yang ditunjukan peserta didik, lebih baik memberikan apresiasi bagi peserta didikyang menunjukan kelakuan dan kinerja yang baik. Seorang guru seharusnya tidak membanding-bandingkan antara peserta didik satu dengan yang lain dan tidak membuat perpecahan diantara para peserta didik. Seorang guru harus mampu menciptakan metode mengajar dimana para peserta didik bisa saling bekerja sama. Memberikan kepercayaan kepada peserta didik merupakan salah satu cara menumbuhkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran, berikan mereka tanggung jawab melakukan sesuatu pekerjaan yang sudah ada job sheetnya atau langkah-langkah kerjanya, berikan kesempatan kepada peserta didik untuk bereksplorasi sehingga menemukan sesuatu pengetahuan atau ilmu di dalam proses pembelajaran.
8. Memberikan nasehat untuk selalu berubah kearah yang lebih baik
    Semua orang punya keinginan menjadi orang yang baik, sukses, bermanfaat dan sebagainya. Terlebih apabila seseorang sudah masuk di dunia pendidikan, namun realitanya kadang-kadang keinginan yang baik dari seseorang tidak diikuti dengan tindakan yang mendukung tujuan baik itu. Disinilah seorang guru harus mampu menasehati/memberikan masukan untuk selalu berubah kearah yang baik. Menggunakan kata-kata yang positif dalam memberikan komentar atau nasehat akan memberikan dampak yang baik pada peserta didik. Para peserta didik akan lebih termotivasi terhadap
kata-kata positif dibanding ungkapan negatif. Komentar positif akan membangun kepercayaan diri dan memotivasi peserta didik untuk berubah kearah yang lebih baik. Ungkapan positif dan dorongan sukses bagi peserta didik merupakan penggerak yang sangat berpengaruh dan memberikan aspirasi bagi peserta didik yang lain untuk berprestasi
9. Menginformasikan hasil kegiatan peserta didik/evaluasi proses dan hasil belajar
    Hal yang sangat penting untuk memotivasi belajar peserta didik adalah Evaluasi hasil pembelajaran peserta didik pada setiap kegiatan pembelajaran. Hal ini bertujuan melihat efektivitas kegiatan belajar. Evaluasi ini bisa dilakukan dengan menganalisis nilai yang diperoleh peserta didik dari pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil evaluasi ini alangkah baiknya diketahui oleh peserta didik langsung sehingga peserta didik bisa introspeksi diri, dan guru bisa menerapkan tindakan yang harus dilakukan nantinya. Dengan adanya evaluasi di setiap pertemuan maka seorang guru tersebut akan bisa menyimpulkan apakah tujuan pembelajaran tersebut tercapai atau tidak. Dengan diketahuinya hasil dari kegiatan pembelajarannya oleh peserta didik, maka seorang peserta didik akan bisa memprediksikan hasil akhir yang akan mereka capai, dan peserta didik akan berusaha untuk mencapai hasil standar atau hasil maksimal
10. Konsultasi dengan orang tua/wali peserta didik
    Peran orang tua/wali dalam dunia pendidikan sangat diperlukan terutama apabila terjadi permasalahan pada peserta didik, keputusan serta tindakan seorang guru harus diketahui oleh orang tua/wali terhadap peserta didik yang bermasalah, dengan diketahuinya permasalahan peserta didik oleh orang tua/wali akan membuat peserta didik tersebut akan termotivasi untuk berubah, karena kalau peserta didik tersebut tetap bermasalah maka akan mendapatkan sangsi yang telah disetujui oleh sekolah, orang tua/wali dan peserta didik tersebut. Disamping itu konsultasi dengan orang tua/wali peserta didik memiliki manfaat yaitu seorang guru bisa mengetahui lebih dalam kondisi peserta didik dan kondisi orang tua/wali dan dari pihak orang tua/wali bisa mengetahui keadaan sekolah dan keadaan peserta didiknya disekolah
11. Kerjasama yang baik dalam menerapkan aturan sekolah
    Setiap sekolah memiliki tenaga pendidik, tenaga kependidikan, bagian kebersihan, bagian keamanan dan lain sebagainya. Tujuan sekolah akan tercapai apabila terjalin kerjasama yang baik antara semua pihak yang ada di sekolah. Semua ini harus bekerja sama dengan baik dalam menerapkan aturan yang ada disekolah terutama aturan yang berkaitan dengan peserta didik, dengan menerapkan aturan sekolah dengan baik, maka akan tercipta peserta didik yang bertanggung jawab, dalam artian disaat peserta didik melakukan sebuah permasalahan berarti peserta didik tersebut akan menerima sangsi sesuai permasalahan yang dilakukannya dan ini bentuk tanggung jawab dari peserta didik tersebut. Peserta didik akan termotivasi untuk menghindari permasalahan atau sangsi dari sekolah.


    Kebiasaan belajar daring atau belajar dari rumah memberikan dampak negative kepada sebagian besar peserta didik, terutama motivasi yang menurun saat diterapkannya tatap muka. Dan ini membuat sekolah atau seorang guru harus memikirkan tindakan-tindakan yang akan menumbuhkan motivasi belajar dari peserta didik tersebut. Factor dari dalam peserta didik dan factor luar harus dipertimbangkan dalam menumbuhkan motivasi peserta didik tersebut. Dalam keadaan/situasi normal ada saja peserta didik yang memiliki motivasi rendah dalam proses pembelajaran apalagi dengan keadaan yang tidak normal, bisa dipastikan akan ada perubahan dalam motivasi peserta didik.